Gajah barong rantai sejarah tigaraksa yang terlupakan.
Rekan mbah daur semua,tigaraksa memiliki cerita yang panjang
dan sangat menarik untuk disimak,mulai dari sejarah patung tigaraksa,cerita
syekh mubarok,makam keramat solear,dan masih sangat banyak rantai sejarah
lainya,salah satunya adalah cerita tentang gajah barong atau juga dikenal
dengan sebutan ki uyut gajah barong.
Rantai sejarah yang hampir “terlupakan”itulah kesan yang
saya dapatkan ketika mendengar cerita adanya seorang tokoh yang memiliki sebutan
gajah barong tersebut,hamper terlupakan karena masih kalah tenar dengan cerita
syekh masma’ad dengan makam soelarnya,atau bahkan dengan tiga arya verti lain
tigaraksa.
Sementaa dengangajah barong,tidak semua orang pernah
mendengar cerita tentang keberadaanya,cerita ini bermula ketika saya
ngobrol-ngobrol dengan teman lama yang sekarang kebetulan tinggal disekitar
solear cisoka.
Semula topik obrolan kami tentang hal-hal mistik yang gak
jelas pembuktianya,hingga tanpa sadar obrolan kami tertuju pada makam-makam
atau tempat-tempat yang dikeramatkan di daerah cisoka atau tigaraksa pada
umumnya.
Munculah nama-nama makam keramat solear,makam syekh
mubarok,makan ki mas laeng,ki buyut seteng dan rekan saya tersebut juga
menyebutkan beberapa nama makam keramat yang saya masih lumayan asing
mendengarnya,salah satunya adalah makam keramat gajah barong.
Makam Gajah Barong image : by google |
Sekilas tentang gajah barong.
Nama gajah barong sebenarnya masih menyimpan misteri hingga
saat ini mulai dari silsilah keluarganya,sampai asal usul dari daerah mana,atau
bahkan nama aslinya siapa,hanya sedikit cerita yang bisa kita dapatkan untuk
sedikit membuktikan keberadaan gajah barong tersebut pada zamanya.
Berdasarkan cerita turun temurun dari masyarakat di sekitar
wilayah Desa Ciseles, Kecamatan Tigaraksa, Kabupaten Tangerang, Gajah Barong
dipercaya sebagai pengawal Sultan Hasanudin atau Sultan Maulana Hasanudin,
pendiri Kesultanan Banten sekaligus penguasa pertama kerajaan Islam di Banten.
Kenapa bisa seorang pengawal pribadi sultan mulana hasanudin
bisa sampai ke desa cileles wilayah cisoka,tigaraksa tersebut adalah ketika
gajah barong karena waktu itu Gajah Barong sedang menghadiri sebuah pesta di
wilayah Pesanggerahan, yang saat ini menjadi nama sebuah desa di wilayah
tersebut. Karena Gajah Barong waktu itu mengenakan pakaian compang-camping, dan
tidak menunjukkan bahwa ia adalah seorang prajurit atau pengawal Sultan Maulana
Hasanudin, ia tidak dianggap oleh orang-orang yang berada di arena pesta
tersebut.
Dari situlah, Gajah Barong meninggalkan arena pesta dan
kembali lagi dengan berubah rupa mengenakan pakaian keprajuritan dan
mengendarai kuda. Saat ia kembali dengan wujud yang berbeda tersebut, seluruh
warga mengaguminya dan kemudian mempersilakannya masuk. Namun Gajah Barong
menolak, dan mengucapkan kalimat yang pedas terhadap warga dan yang
punya hajat.
"Oh, begini orang di kampung ini hanya melihat pakaian
dan kendaraan, kalau orang biasa tidak digubris," begitulah kalimat
Gajah Barong yang dikutip dari buku Inventarisasi dan Dokumentasi Data Seni
Budaya Kabupaten Tangerang yang diterbitkan Disporbudpar Kabupaten Tangerang
tahun 2014.
Dalam buku ini, setelah marah dan mengucapkan kalimat
tersebut, Gajah Barong meninggalan tempat pesta lalu menancapkan kerisnya serta
menyimpan pakaiannya di dekat keris tersebut sambil berkata, "Nah, ini
yang kalian mau dan kalian hargai!”
Di tempat keris dan pakaian tersebutlah, Gajah Barong
dimakamkan. Namun, sebelum terjadi pemekaran wilayah, lokasi Makam Gajah Barong
tersebut adalah wilayah Desa Bantar Panjang, dan setelah pemekaran masuk ke
wilayah Desa Cileles, Kecamatan Tigaraksa, Kabupaten Tangerang.
Peninggalan sejarah gajah barong di tigaraksa.
Seorang tokoh legenda yang telah meninggal dunia pasti
meninggalkan bukti-bukti sejarah,ibarat pepatah gajah mati meninggalkan
gading,harimau mati meninggalkan belang,sementara manusia mati meninggalkan
hutang..hahaha maksud saya meninggalkan amalan dan nama baik.begitu juga dengan
gajah barong tersebut,beliau meninggalkan beberapa tempat dan peralatan pribadi
yang sampai sekarang masih bisa kita jumpai keberadaanya.
Makam gajah barong,sumur panguripan ( sumur kehidupan )
adalah salah satu bukti keberadaan gajah barong di tigaraksa,hanya saja
kondisinya semakin hari semakin tidak terawat,seperti kisah saya
berikutnya,gajah barong tigaraksa menunggu sang penyelamat.